Tepat hari ini 30 tahun lalu pada 16 September 1982 silam.
Sebanyak 2.000 pengungsi warga Palestina di kamp Sabra dan Shatila, Lebanon, dibantai oleh kelompok milisi dibawah komando Menteri Pertahanan Israel (saat itu), Jenderal Ariel Sharon.
Dalam pembantaian itu, Sharon menggunakan bermacam cara untuk mengakhiri hidup warga Palestina di kamp pengungsian.
Dari penyelidikan tim independen, diketahui Sharon memerintahkan pembunuhan, penyembelihan, penindasan dan banyak cara lainnya.
Mulai dari anak-anak, wanita, remaja hingga orang tua dibunuh secara membabi buta.
Namun, di masa tuanya, Ariel Sharon kini tak ubahnya mayat hidup.
Mantan Perdana Menteri Israel periode 2001-2006 itu, mengalami koma selama 5 tahun dan kondisinya sangat menyedihkan.